Di Tengah Kekecewaan Warga Sabajulu Terkait Realisasi Bagi Hasil, Kini Berembus Isu Kebun PT. ABSM di Ranah Batahan akan Dijual?
On Minggu, Agustus 04, 2024
Kebun Sawit di Sabajulu Ranah Batahan lokasi PT. ABSM belum mampu sejahterakan petani pemilik lahan |
PASAMAN BARAT, prodeteksi.com ----- Di tengah kondisi ketidakmampuan PT. ABSM ( Agro Bisnis Sumber Makmur) dalam mensejahterakan petani pemilik lahan di Jorong Sawah Mudik ( Sabajulu) Nagari Batahan Utara Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Harat. Bahkan warga kecewa karena realisasi bagi hasil 60: 40, tidak sesuai yang diharapkan, kini berembus pula isu bahwa kebun yang dikelola PT. ABSM itu akan dijual ke pihak lain.
Romur yang beredar bahwa kebun PT ABSM akan dijual senilai Rp. 15 miliar. Bahkan kabar lainnya dengan nilai limit Rp. 30 miliar sebagaimana tercantum dalam sebuah foto yang beredar.
Info di lapangan menyebutkan, isu ini diperkuat dengan tidak terlihatnya aktivitas dalam pengelolaan kebun. Menurut informasi yang diperoleh beberapa hari lalu, setidaknya sejak lebaran lalu, diketahui bahwa tidak ada pekerjaan kebun yang aktif di sana.
Menjadi pertanyaan warga di Sawah Mudik bahkan di media sosial, ada apa dengan PT. ABSM. Meski sudah 17 tahun hadir disana, petani pemilik lahan belum merasakan manfaatnya untuk kesejahteraan mereka, bahkan sepertinya kian memprihatinkan dengan adanya issu bahwa kebun akan dijual ke pihak lain oleh PT. ABSM atau pihak bank
M. Riad Zamin Lubis |
Menurut salah seorang tokoh adat Sabajulu, M.Riad Zamin, jika issu ini benar, tentu akan sangat menghawatirkan masyarakat karena bisa terancam akan kehilangan lahan atau hak hak petani terabaikan karena tidak sesuai dengan komitmen awal.
Lebih tegas M. Riad menyampaikan bahwa lahan itu tidak boleh diperjualbelikan. Jika itu terjadi pihak perusahaan PT. ABSM akan berhadapan dengan masyarakat dan ditentang keras secara adat dan hak ulayat setempat. Bahkan hal ini akan menimbulkan gejolak yang tak diinginkan.
Sebagai pemegang kuasa ninik mamak, M. Riad Zamin menghimbau kepada semua unsur baik pemerintahan, pertanahan dan lembaga keuangan untuk tidak ada jual beli atas lahan yang saat ini dikelola PT, ABSM di Sabajulu Ranah Batahan kepada pihak manapun,
" Lahan itu harus kembali ke masyarakat sesuai perjaniian pembukaan lahan 19 tahun yang lalu. Apalagi masyarakat terkait tidak memperoleh bagi hasil sesuai kesepakatan notaris, " tegasnya, dengan nada geram
Ketua KSU MASSA, Arlan Lubis yang dikonfirmasi media ini, Minggu (28/7/2024) tidak menampik adanya issu tersebut. Bahkan ia mengaku sudah berupaya memastikan kebenaran issu itu dan foto yang beredar kepada pimpinan PT. ABSM, Kantony Hartono
"Sudah saya tanya pak Kantony, dan saya minta penjelasan tentang foto yang memuat nilai limit kebun itu, katanya dia juga tidak tahu, " sebut Arlan
" Saya tidak tahu maksud foto ini. Cobalah selidiki dengan jelas, " kata Kantony sebagaimana ditirukan oleh Arlan
Yang jelas kata Arlan, setelah dia menanyakan pada Kantony sebagai pimpinan PT. ABSM, jawabnya bahwa Kantony tidak paham dan tidak ada keinginan jual kebun.
Sementara itu, Kepala Kebun sebagai pelaksana kegiatan di PT. ABSM, Halomoan yang dikonfirmasi via phonselnya, Minggu (28/7/2024), terkait issu akan dijualnya kebun PT. ABSM, ia mengaku tidak tahu dan tidak punya kewenangan menjawab hal itu.
"Kalau soal itu saya tidak tahu dan bukan wewenang saya untuk menjawabnya, " kata Halomoan
Menurutnya, kegiatan PT. ABSM pada kebun areal lahan Sabajulu tetap jalan. Namun dalam beberapa bulan ini kegiatan di kebun terkendala karena tidak ada pekerja harian dan borongan.
"Sekitar 6 bulan ini kami kesulitan cari pekerja untuk perawatan kebun dan juga untuk panen, warga Sabajulu sibuk dengan pekerjaannya, dulu ada warga asal Nias, mamun sekarang pindah ke Sago, " jelasnya.
Ditambahkannya bahwa saat ini pihaknya sedang mencari tenaga kerja hingga ke Madina Sumatera Utara. Semoga katanya segera dapat dikerahkan tenaga untuk kelancaran operasional perawatan dan produksi kebun.
Kondisi saat ini jelasnya, panen di kebun Sabajulu terkendala, karena hanya mengandalkan tukang panen dari pekerja di kawasanan kebun Taming Julu dengan mencari waktu luang. Sehingga produksi buah kurang lancar. Ditambah lagi katanya beberaa medan berat dan jalan yang parah dan sebagian longsor di lokasi kebun belum dapat diperbaiki karena alat berat yang ada juga dalam keadaan rusak.
Walau demikian ia menjelaskan bahwa setiap bulan ada laporan produksi dan hasil yang disampaikan kepada KSU Massa. Neraca keuangan tersebut meliputi hasil produksi dan biaya operasional kebun, perawatan dan upah pekerja.
"Saya baru enam bulan in bertugas. Dan kendala yang dihadapi terutama mengenai kesulitan rekrutmen pekerja harian. Sehingga masih belum maksimal dalam pengelolaan kebun. Dan produksi pun sangat rendah. Mudah-mudahan dalam waktu dekat akan segera teratasi, " harapnya. ****irz