Kondisi Jemabatan Air Pasak |
Pasaman Barat, prodeteksi,com---Mendapat informasi dan pesan dari masyarakat terkait kondisi Jembatan Air Pasak Kecamatan Koto Balingka yang berbatasan dengan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) yang rusak sejak lama. Turut mendapat perhatian dari Asmui Thoha, S.IP, salah seorang tokoh masyarakat Pasbar.
Setidaknya ia ingin mengetahui langsung bagaimana kondisi jembatan yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menunjang perekonomian dan usaha pertanian di kawasan itu. Untuk itu, sambil mengisi khutbah Jumat (08/10/2021) di Masjid As Syuhada Muaro Air Talang yang berdekatan dengan Air Pasak, Asmui Thoha menyempatkan diri meninjau lokasi jembatan itu bersama masyarakat sekaligus membantu warga dalam bergotong royong.
“Benar, saya memang telah melihat kondisi di Air Pasak, sebuah perkampungan di Jorong Air Runding yang saya dengar dari warga termasuk perkampungan yang sangat jarang disentuh pemda. Kabarnya sejak beberapa tahun yang lalu, tidak ada bantuan dari pemda untuk membangun jembatan yang lebih baik atau memperbaiki kondisi jembatan, “ kata Asmui Thoha.
Lanjutnya, berdasarkan informasi masyarakat, jembatan itu sangat dibutuhkan dan sangat produktif untuk jalan ke kebun masyarakat. Status jalan yang dilalui adalah jalan pemda. Warga mengaku sudah sering mengajukan permohonan bantuan pada pemda, namun tidak kunjung terkabul. Padahal jembatan penyeberangan sungai itu dinilai tidak layak lagi untuk dipakai.
Dikatakan, masyarakat Air Pasak sudah berupaya melaksanakan gotong royong. Juga dibantu jiran tetangga (Jorong Muara Air Talang dan Jorong Air Talang). Mereka berpartisivasi membantu bergotong royong bersama memperbaiki kondisi jembatan yang banyak kerusakan.
Kabarnya, jembatan ini rusak bahkan sempat ambruk beberapa waktu yang lalu pasca banjir yang terjadi tiga tahun silam (18 Oktober 2019) lalu.
“Sebagaimana harapan masyarakat, saya juga ingin menyampaikan pada pihak terkait di Pemkab Pasbar agar mengalokasikan anggaran minimal untuk rehap jembatan. Sebab jika hanya untuk perbaikan saya kira danya tidak begitu banyak, hanya dengan anggaran maksimal Rp. 100 juta, “sebut Asmui.
Menurutnya, jika jembatan ini putus atau ambruk lagi suatu ketika maka aktivitas petani akan lumpuh karena tidak ada jembatan penyeberangan sungai. Oleh karena itu Asmui berharap pihak pemerintah Kabupaten Pasaman Barat agar cepat respon dan beri perhatian pada masyarakat, karna ini merupakan kebutuhan yang sangat vital. *** irti z
« Prev Post
Next Post »