Ustadz Indra Yaman, S.PdI |
Pasaman Barat, prodeteksi.com----- Semangat dan panatisme umat muslim di Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar), dalam melaksanakan Sholat Idul Fitri (Sholat Ied) secara berjemaah tampak sangat antusias, baik di lapangan terbuka maupun di tempat-tempat ibadah.
Seperti halnya di Parit Nagari Parik Kecamatan Koto Balingka Pasbar, Sholat Ied masyarakat Jorong Parit, ibukota kecamatan, terpusat di Lapangan Hijau Parit. Masyarakat panatis dan sembari memohon pada Allah agar dijauhkan dari wabah Covid-19, penyakit menular tersebut.
Tampil sebagai khatib Idul Fitri, Ustadz Indra Yaman, S.PdI, pemuka masyarakat Parit yang juga Kepala Bidang Kurikulum Kepesantrenan MTs PP Zamiga Parit. Dalam pembukaan khutbahnya ia mengajak kaum muslimin untuk senantiasa meningkatkan ketaqwaan pada Allah SWT. Dan jangan lupa bersykur atas segala nikmatNya. Apalagi di tengah wabah Covid-19 ini, betapa banyak umat Islam di tanah air yang tidak bisa melaksanakan sholat berjemaah dan sholat jumat di masjid, tapi dilaksanakan di rumah masing-masing karena daerah tersebut terjangkit wabah corona.
“ Hidup di dunia ini hanyalah sementara, ini tempat kita mencari bekal untuk akhirat kelak. Untuk itu mari kita tingkatkan ketaqwaan kita pada Allah, berbuat baik di dunia ini untuk bekal menuju kampung kita yang sesungguhnya adalah akhirat. Hanya ada dua kampung yang akan kita tuju, syurga atau neraka, tinggal kita pilih, namun tergantung amal ibadah kita masing-masing, “kata Indra Yaman.
Lanjutnya, puasa Ramadhan yang telah dijalani sebulan penuh diharapkan dapat membawa perobahan drajad taqwa yang lebih baik. Sehingga kembali ke fitrah, bagai anak yang baru lahir kedunia. Namun sebaliknya bagi yang belum melaksanakan puasa dengan baik atau justru menganggap biasa saja dan malah berbuat maksiat, hendaknya segera bertaubat dan mohon ampun pada Allah dan ke depan berbuat lebih baik lagi.
Adapun intisari khutbah yang disampaikan alumnus IAIN Imam Bonjol Padang dan tamatan Pondok Pesantren Musthofawiyah Purba Baru ini, adalah dengan khikmah puasa ramadhan 1441 H bagi yang betul betul melaksanakan dengan baik dan mengisinya dengan kiyamul lail, maka setidaknya ada tiga golongan umat muslim yang mendapat drajad fitrah dan merupakan calon penghuni syurga kelak.
Pertama orang yang setelah selesai puasa Ramadhan ia bertambah ‘soleh’ dan ‘’muslih’. Definisinya adalah ‘soleh’ berarti orang yang bertaqwa atau orang yang baik secara pribadi. Sedangkan ‘muslih’ adalah orang yang baik secara pribadi serta punya jiwa sosial dan bermanfaat sama orang banyak. Dengan kata lain, ‘soleh’ adalah kualitas kebaikannya hanya untuk diri sendiri, sedangkan ‘muslih’ kualitas kebaikannya bisa merambah dan menjadi petunjuk bagi orang lain atau masyarakat luas.
Kedua adalah semakin bersyukur atas nikmat Allah SWT. Menurutnya hakikat puasa merupakan bukti rasa syukur kepada Allah SWT, yang menciptakan manusia dan masih memberinya kesehatan dan panjang umur. “Kalau manusia pada saat ini masih diberi rahmat memasuki bulan Ramadlan, berarti punya kesempatan untuk mensucikan diri dari noda dan dosa. Sebab, tidak ada jaminan bagi kita untuk bertemu lebali dengan Ramdhan berikutnya, “ katanya.
Oleh karena itu jelasnya, orang yang mampu bersyukur kepada Allah SWT akan merasakan lezatnya iman. Segala nikmat hidup hanya karena kemurahan Allah SWT, yang memberikan semua karunia kepada manusia. Kalau Tuhan mencabut nikmat hidup tersebut, maka tidak ada yang mampu menghalanginya.
Contoh lainnya menurutnya, nikmat masih adanya orangtua yang masih diberi panjang umur dan kesehatan, maka berbuat baik dan berbaktilah pada mereka. Sebab, nikmat itu akan terasa hilang jika mereka telah tiada. Oleh karena itu marilah bersimpuh di hadapannya, mohon maaf kepadanya dan perhatikan serta rawat mereka dengan baik, “ajak Indra.
Ketiga lanjutnya, semakin baik akhlaknya setelah selesai melaksanakan pusa Ramdhan. Sebagimana kehadiran Rasulullah SAW dalam rangka memperbaiki akhlak umat. Akhlak menempati kedudukan yang istimewa dan sangat penting dalam ajaran Islam. Di dalam Al Qur’an ditemukan lebih kurang 1.500 ayat yang berbicara tentang akhlaq.
Jelasnya, hidup dan bangunnya suatu kampung dan suatu bangsa tergantung pada akhlak masyarakatnya, jika mereka tidak lagi menjunjung tinggi norma-norma akhlakul karimah, maka kampung atau bangsa tu bisa musnah bersamaan dengan runtuhnya akhlak.
Intinya adalah, setelah puasa Ramadhan dilalui, perangai dan tingkah laku hendaknya semakin baik, Akhlak dan sikap orang yang telah berpuasa tercermin dalam kesehariannya sebagai orang yang sabar, mudah empati kepada sesama manusia berlaku jujur, memberikan hak-hak orang lain, senantiasa memelihara bibirnya dari menceritakan kejelekan orang lain dan sebaginya. ***irz
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »