Tanggap Darurat di Lubuk Gobing Nagari Batahan |
Pasaman Barat, prodeteksi.com----Masih dalam masa tanggap darurat akibat bencana banjir sejak 22 Desmeber 2019, di sejumlah kawasan Kabupaten Pasaman Barat (Pasbar) Sumbar, pihak Pemkab Pasbar melalui dinas terkait seperi PUPR dan BPBD Pasbar bersama masyarakat saling kerjasama memulihkan sementara dan mengantisipasi dampak bencana yang lebih besar.
Seperti halnya yang terjadi di Jorong Lubuk Gobing Nagari Batahan Kecamatan Ranah Batahan, yang rawan bencana karena dampak sering meluapnya Sungai Batang Batahan ketika musim penghuan tiba. Sehingga mengakibatkan terkikisnya tebing dan bahkan sering terban dan longsor, yang mengancam ambruk dan robohnya bangunan warga seperti rumah maupun fasilitas lainnya termasuk tempat ibadah.
Decky H Saputra |
Dalam hal ini, Pemerintah Daerah Pasbar melalui Dinas PUPR dan BPBD merepon positif harapan masyatrakat Lubuk Gobing seperti disampaikan Kepala Jorong Nadir, perlunya perkuatan tebing dan peminjaman alat berat dari Dinas PUPR untuk segera melakukan normaslisasi sungai agar tidak mengalir ke perkampungan warga.
”Alhamdulillah Dinas PUPR telah bersedia meminjamkan alat beratnya dan BPBD Pasbar membantu operasional alat agar normalisasi darurat untuk antisipasi dampak yang lebih besar, bisa dimulai, “ ucap Nadir
Oleh karena itu sebagai wujud rasa gembira, mereka mengucapkan terima kasih pada PUPR dan BPBD Pasbar. Terkhusus untuk BPBD Pasbar jelasnya, sesuai kesepakatan rapat, BPBD akan menanggung biaya operasional alat berat tersebut.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pasbar, Edy Busti melalui Bidang Kedaruratan Dan Logistik, Decky Harmiko Syahputra membenarkan, bahwa sebagai perhatian Pemerintah Daerah dalam masa tanggap darurat, salah satunya di Lubuk Gobing adalah melaksanakan kegiatan darurat perbaikan aliran Sungai Batang Batahan agar tidak mengalir ke perkampungan, jika musim hujan tiba.
“Benar bahwa biaya mobilisasi alat berat, opearsionalnya, biaya BBM dan operator ditanggung oleh BPBD, yang akan dibebankan pada Biaya tak Terduga, “ jelas Decky, Jumat, 27/11/2019.
Menurutnya, alat tersebut akan beroperasi selama masa tanggap darurat sampai akhir Desember 2019. Dengan kegiatannya adalah menutup air agar tidak menyeberang ke perkampungan, dengan empat tingkatan. Disaping itu memasang bronjong sekitar 400 kubik yang isinya dan materialnya dilakukan dengan swadaya masyarakat.
“Bencana alam ini kan merupakan fenomena yang tidak dapat diprediksi. Oleh karena itu, memang diperlukan kerja sama yang baik dari berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, organisasi kemanusiaan, dan lainnya, agar dapat menemukan solusi terbaik, pungkas Decky. ***irti Z
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »