Transportasi menggunakan perahu di Maligi Pasaman Barat, menambah beban pengeluaran masyarakat |
Pasaman Barat, prodeteksi.com----AKSES penghubung
jalan dan jembatan menuju Maligi Nagari Sasak Kecamatan Sasak Ranah Pasisie Kabupaten
Pasaman Barat, sepertinya kian memprihatinkan. Namun, harapan masyarakat yang sejak lama
didambakan, sampai saat ini sepertinya hanya sebatas mimpi belaka.
Salah seorang warga Alfajri, Minggu (6/10/2019),
mengatakan, sekarang masyarakat Maligi sendiri hanya bisa pasrah. Sebab, Sungai Batang Suak tersebut hanya bisa
dilewati apabila dalam kondisi sungai kering.
Tiang Pancang untuk jembatan yang tak kunjung dilanjutkan |
Tidak itu saja, beban masyarakat tambah berat karena
perahu yang dinaiki itupun tidaklah gratis atau cuma- cuma. Masyarakat harus
merogoh kocek untuk menaiki perahu tersebut sebesar Rp.6.000 (enam ribu rupiah)
untuk pulang dan pergi.
Al hasil, meskipun
Pasaman Barat dinyatakan keluar dari status daerah tertinggal, namun
kenyataannya, daerah Maligi sendiri sampai saat ini masih jauh dari sentuhan
pembangunan. Bahkan masih sangat tertinggal dan belum lepas dari status daerah
tertinggal.
Basri Can, selaku pemuka masyarakat Maligi mengatakan, sangat prihatin dengan kondisi ini. Karena
Maligi sendiri jauh dari sentuhan pembangunan dan mereka merasa luput dari
perhatian Pemerintah Daerah dan DPRD Pasbar.
“Kalau dilihat dari hasil bumi, perkebunan
masyarakat cukup potensial. Belum lagi hasil tangkapan nelayan dan lainnya. Masyarakat
pun taat membayar Pajak Bumi dan Bangunan. Namun kami susah karena terkendala kelancaran
transportasi karena tidak dibangunnya jembatan, “ ujar Basri Can.
Basri Can selaku pemuka masyarakat bersama dengan Ninik
Mamak Maligi Yet Pides Dt. Majo lelo meminta perhatian Pemerintah Daerah Pasbar
karena mereka sangat membutuhkan pembangunan
untuk peningkatan perekonomian masyarakat di sana.
Begitupun Endrian selaku Sekretaris Nagari Persiapan
Maligi beserta anggota Bamus Nagari Sasak Faridal juga sangat berharap tentang
kelanjutan pembangunan Jembatan Sungai Batang Suak . Karena, jembatan ini
sangat berguna bagi masyarakat Maligi apalagi tentang adanya potensi pariwisata
di Maligi ini.
“ Jika jembatan tidak dibangun, bagaimana menarik
para pengunjung baik dari lokal maupun luar daerah untuk bisa berwisata ke
Maligi. Sebab, akan terkendala lalu lintas transportasi , “ujar Endrian.
Sementara itu pemerhati pembangunan Pasaman Barat yang juga Ketua LSM TOPAN RI Pasbar, Arwin Lubis, turut merasa prihatin dengan kondisi pembangunan kawasan Maligi. Menurutnya hal ini hendaknya jadi perhatian Pemkab Pasbar dan DPRD Pasbar.
Begitupun semua kawasan lainnya di Pasaman Barat yang dinilai tertinggal. Jangan justru terlena dengan lepasnya status daerah tertinggal versi penilaian pemerintah pusat.
" Saya kira kita tak perlu menggembar -gemborkan keluarnya status Pasbar dari daerah tertinggal. Sementara masih banyak kawasan yang justru sangat tertinggal dari sentuhan pembangunan. Oleh karena itu kita berharap pihak pemerintah daerah dan dinas terkait serta DPRD agar pro aktif turun ke lapangan dan respon terhadap aspirasi masyarakat, " harap Arwin *****by.roni/ irti z
Sementara itu pemerhati pembangunan Pasaman Barat yang juga Ketua LSM TOPAN RI Pasbar, Arwin Lubis, turut merasa prihatin dengan kondisi pembangunan kawasan Maligi. Menurutnya hal ini hendaknya jadi perhatian Pemkab Pasbar dan DPRD Pasbar.
Begitupun semua kawasan lainnya di Pasaman Barat yang dinilai tertinggal. Jangan justru terlena dengan lepasnya status daerah tertinggal versi penilaian pemerintah pusat.
" Saya kira kita tak perlu menggembar -gemborkan keluarnya status Pasbar dari daerah tertinggal. Sementara masih banyak kawasan yang justru sangat tertinggal dari sentuhan pembangunan. Oleh karena itu kita berharap pihak pemerintah daerah dan dinas terkait serta DPRD agar pro aktif turun ke lapangan dan respon terhadap aspirasi masyarakat, " harap Arwin *****by.roni/ irti z
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »