Pasaman Barat, prodeteksi.com.-----SUATU tradisi mandahiling, dalam seni adat perhelatan atau pesta pernikahan di Jorong Sabajulu ( Sawah Mudik) Nagari Batahan Utara Kecamatan Ranah Batahan Kabupaten Pasaman Barat, dimeriahkan dengan hiburan pencak silat dan tortor.
Sebagai Hasanah adat yang lestari dan turun temurun, sejak berdirinya Sabajulu sekitar tahun 1750. Pencak silat dan tortor melekat pada adat Sabajulu yang dikembangkan dari Padang Sanggar Huta Onas Tapanuli Selatan .
Menurut Ninik Mamak dan Penghulu Adat Sabajulu, Mislan Lubis Sutan Parlagutan, tortor dan Pencak silat memang ciri khas adat mandahiling di Sabajulu. Namun terselenggaranya khasanah adat yang memukau penonton itu harus memenuhi syarat- syarat tertentu.
Pihak yang menyelenggarakan perhelatan harus mengisi adat mulai dari namanya poket kahanggi lalu minta alaman nabolak atau paijur Gondang kepada Ninik Mamak.
Lalu kemudian sipangkalan atau pihak yang menyelenggarakan perhelatan, menyiapkan kambing 2 ekor atau senilai seekor kerbau.
Apabila pesta pernikahan di rumah perempuan biasanya tiga ekor kambing. Karena satu ekor untuk pangkobari atau adat manjujur.
Silat yang dikenal dengan silat Sigantang itu di lakonkan oleh para pemuda, pihak sipangkalan dan raja raja dari kalangan orangtua dari berbagai marga yang ada seperti Lubis, Hasibuan, Matondang, Nasution dan Pulungan
Sedangkan tortor dikenal dengan tortor seperti tortor naposo dan nauli bulung, tortor sipangkalan , tortor raja raja, dan tortor raja sehari semalam atau yang dikenal dengan murapulai dan anak daro.
Seperti terlihat dalam pesta pernikahan Tika beberapa waktu silam. Bahkan terlihat pendekar silat memainkan kepiawaiannya dengan sepotong kayu.
Demikian pula pesta pernikahan, seperti Yesi Oktiani di Sabajulu. Yakni pada hari Minggu 8 September 2019.
Pengantin laki laki Arifin Matondang, asal Tambang Padang Koto Balingka, yang menjabat sebagai kepala jorong, malaksanakan pesta pernikahan di rumah pengantin perempuan di Sabajulu.
Terlihat Tortor raja raja, juga menampilkan tamu undangan seperti Hamulian, Camat Koto Balingka, Borkat , walinagari Parik, juga walinagari Aek Nabirong, dan Muzain Irsadi Wali Nagari Batahan Utara, serta para orangtua kalangan raja raja Sabajulu.
Meski kesibukan mereka dalam bertugas selama ini, namun karena budaya adat mandahiling yang melekat pada jiwa dan raga masing masing, dengan spontan mereka dapat melakonkan tortor dengan khasnya. ****Irti z
Previous
« Prev Post
« Prev Post
Next
Next Post »
Next Post »